Sabtu, 31 Desember 2016

Debus Kesenian Bela Diri Banten

Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain- lain. Debus dalam bahasa Arab berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar, dan pada masa sekarang Debus sebagai seni beladiri yang banyak dipertontonkan untuk acara kebudayaan ataupun upacara adat.

Dan Debus mulai dikenal pada masyarakat Banten sebagai salah satu cara penyebaran agama Islam, namun ada juga yang menyebutkan Debus berasal dari daerah Timur Tengah bernama Al-Madad yang diperkenalkan ke daerah Banten ini sebagai salah satu cara penyebaran Islam pada waktu itu, dan yang lainnya menyebutkan bahwa Debus berasal dari tarekat Rifa’iyah Nuruddin al-Raniri yang masuk ke Banten oleh para pengawal Cut Nyak Dien (Tahun 18481908).

Sertifikat seminar nasional dan bedah buku


Jumat, 30 Desember 2016

SUZUKI SATRIA FU 150 LOVERS (SSFL INDONESIA)

Yang namanya mau tambah teman, kan ngga ada salahnya kalau kita berkenalan dengan SSFL Indonesia (Suzuki Satria F150 Lovers Indonesia). SUZUKI SATRIA FU 150 LOVERS (SSFL INDONESIA) adalah suatu forum kendaraan (SUZUKI) khususnya variant SATRIA FU 150 yang independent dan keanggotaannya tidak mengikat.

SSFL INDONESIA adalah forum BEBAS namun tetap pada koridor KETENTUAN forum (Internal SSFL INDONESIA) yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan forum agar kendaraan (SUZUKI) khususnya variant SATRIA FU 150 di kenal DUNIA (keinginan/hobby individu).

Koridor KETENTUAN (Internal SSFL INDONESIA) diatur lebih lanjut dalam AD/ART SSFL INDONESIA.

Berikut Pengertian tentang SSFL INDONESIA:

  1. SSFL INDONESIA bukan Club atau Community melainkan LOVERS brand Suzuki salah satunya Satria fu 150
  2. SSFL INDONESIA TIDAK me-recruit dan sifat keanggotaan tidak terikat,no senioritas,no diklat.
  3. SSFL INDONESIA bertujuan untuk mengenalkan kepada dunia tentang product kendaraan pabrikan SUZUKI khususnya variant Satria Fu 150;
  4. Dalam logo SSFL INDONESIA tidak tercantum kata Club atau Comunity melainkan LOVERS yang artinya diperluas namun tidak terbatas hanya variant Satria Fu 150 saja yang berhak, tetapi semua Rider variant kendaraan pabrikan lain yang ada di dunia berhak LOVERS ke product SUZUKI (FU Lovers) melalui forum SSFL INDONESIA;
  5. Perwakilan daerah adalah sebagai wadah untuk mempermudah kopi darat (kopdar) antar sesama FU Lovers yang ada di forum SUZUKI SATRIA FU 150 LOVERS, BUKAN sebagai pengurus wilayah yang bersifat resmi dan tidak mewajibkan/bertujuan untuk me-recruit individu sebagai anggota tetap
  6. SSFL INDONESIA mensupport semua kegiatan positif dari semua Club atau Community khususnya yang berbenderakan SUZUKI
  7. Apabila terjadi penyalahgunaan forum SSFL INDONESIA oleh oknum yg tidak bertanggung jawab, maka SSFL INDONESIA tidak bertanggung jawab atas tindakan apapun baik tindakan/perbuatan yang bersifat melawan hukum
  8. Forum online SSFL INDONESIA bisa digunakan untuk Share bertukar pikiran tentang Modifikasi Motor atau informasi otomotif up to date.
  9. Jadikan kepentingan pribadi dan keluarga menjadi no 1 , kepentingan pekerjaan menjadi no.2 dan SSFL menjadi kesekian kalinya.


Salam Hangat,
SSFL INDONESIA

Arti Logo UNTIRTA


Arti dari logo Untirta adalah sebagai berkut:
  1. Segi lima yaitu bentuk dasar yang melambangkan Pancasila.
  2. Menara Masjid Banten yang berdiri kokoh dan kuat melambangkan keteguhan iman, pendirian yang kokoh dan tujuan yang tinggi, mulia, dan dinamis.
  3. Beringin yang rindang berdiri tepat di tengah-tengah sebagai pengayom, melambangkan keadilan yang didambakan setiap insan.
  4. Empat akar pohon beringin yang terjuntai ke bawah melambangkan Undang-Undang Dasar 1945.
  5. Tiga cabang akar beringin melambangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat).
  6. Dua bulu angsa yang sebagai alat tulis pada zaman dahulu yang melambangkan simbol pendidikan.
  7. Dua garis merah di bawah adalah dua aliran sungai Ciujung dan Cidurian yang sejak zaman pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa digunakan untuk pengairan guna kemakmuran daerah, melambangkan suatu harapan agar para mahasiswa Untirta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya untuk kemakmuran daerah.

Arti dari warna yang ada di lambang Untirta adalah sebagai berikut:
  1. Putih melambangkan kesucian dan kebersihan hati yang murni.
  2. Kuning keemasan melambangkan keagungan dan kejayaan.
  3. Merah melambangkan keberanian.
  4. Biru melambangkan kejernihan suasana dengan keaslian watak serta kesetiaan.
  5. Hijau melambangkan kesegaran, kesehatan, dan kesuburan.
  6. Hitam melambangkan kekuatan jiwa.

Sejarah Untirta (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris No: 1 Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret 1986.
      Kata Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti Air Mengalir) diambil dari nama Pahlawan Nasional yang berasal dari Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa (Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng Tirtayasa adalah Abul Fatih Abdul Fatah, pewaris ke-IV tahta Kesultanan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional karena dengan gigih menentang penjajahan Belanda dan berhasil membawa kejayaan dan keemasan Kesultanan Banten.
     Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun 1982. Berbarengan dengan pendiran STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan SekolahTinggi Teknik (STT) yang selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan Pendidikan Tirtayasa  untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa Serang-Banten.
      Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan merupakan penggabungan dari STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor; 0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status masing-masing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Seiring dengan harapan masyarakat Banten, dari tahun ke tahun Universitas Tirtayasa mengembangkan pendirian fakultas dan program studi baru ditandai dengan berdirinya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor: 0123/0/1989, tanggal 8 Maret 1989, dan Fakultas ekonomi dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989.
      Perubahan sosial politik yang terjadi di Indonesia telah ikut mempengaruhi perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Didasari oleh perkembangan Untirta sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kurang signifikan dan spirit era reformasi  telah mendorong Pimpinan Universitas dan para Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Tirtayasa serta Pengurus Yayasan Pendidikan Tirtayasa dan dukungan para tokoh Banten mengusulkan penegerian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional. Selanjutnya pada tanggal 13 oktober 1999 keluarlah Keppres RI Nomor; 130/1999 tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan pengurus Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa secara resmi ditetapkan menjadi PerguruanTinggi Negeri definitif.
     Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai perguruan tinggi negeri yang baru terus berupaya melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan, baik dibidang kelembagaan, akademik, maupun dibidang kemahasiswaan dan kerjasama.
      Perubahan mendasar dibidang organisasi dan tata kerja adalah dengan ditetapkannya Keputusan Mendiknas Nomor 023/J43/d.1/SK/IV/2003 dan Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 10 tahun 2007. Demikian pula perubahan dan perbaikan dibidang akademik khususnya pendirian fakultas dan jurusan-jurusan baru, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan dan peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidikan lainnya, pengembangan ICT untuk menunjang pendidikan dan pelayanan akademik prima, pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan menuju e-library dan e-jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus, serta peningkatan kualitas pendidikan melalui sistem penjaminan mutu dan evaluasi diri (Quality Assurance and Self evaluation).
      Universitas Sultan Ageng Tirtayasa saat ini menyelenggarakan program pendidikan akademik dan program pendidikan vokasi. Program Pendidikan Akademik terdiri atas Program Pendidikan Sarjana(S1) sebanyak 6 fakultas dan 1 Program Pendidikan Megister ( Pascasarjana), yaitu (1) Fakultas Hukum, (2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (3) Fakultas Teknik, (4) Fakultas Pertanian, (5) Fakultas Ekonomi, (6) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan (7) Pascasarjana. Jurusan/Program Studi yang saat ini dimiliki sebanyak 21 Prodi untuk Program Sarjana dan 3 Prodi untuk Program Megister dan Program Diploma III Ekonomi dengan rincian :
      Program Sarjana (S1) meliputi : FH 1 jurusan ( Jurusan Ilmu Hukum ); FKIP 3 Jurusan dengan 7 Prodi (Jurusan Ilmu Pendidikan meliputi Prodi PLS, PGSD dan PGPAUD; Jurusan Pendidikan Bahasa meliputi Prodi Diksastrasia dan Bahasa Inggris; Jurusan IPA meliputi Prodi Matematika dan Biologi); FT 5 Jurusan ( Jurusan T. Mesin, T. elektro, T. Sipil, T. Kimia; T. Industri; dan T. Metalurgi); FAPERTA 3 Jurusan ( Jurusan Agribisnis; Agroteknologi; dan perikanan); FE meliputi 3 Jurusan ( Jurusan manajemen; Jurusan Akuntansi; Jurusan Ekonomi Pembangunan); FISIP Meliputi 2 Jurusan ( Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi). Fakultas Pascasarjana menyelenggarakan Program Megister (S2) dengan 3 Program Studi, yaitu (Prodi Teknologi Pembelajaran,  Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Ilmu Hukum).
      Selain Program Pendidikan Akademik sebagaimana tersebut di atas, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga menyelenggarakan Program Pendidikan Vokasi yaitu Program Diploma III. Fakultas yang menyelenggarakan Program Diploma III, yaitu Fakultas Ekonomi terdiri atas Prodi Akuntansi,  Prodi Marketing/Pemasaran,  Prodi Perpajakan, Prodi Keuangan dan Perbankan. Fakultas Teknik dengan 1 Prodi yaitu Prodi Teknik Komputer dan Multimedia. Program Studi Teknik Komputer dan Multimedia pada tahun akademik 2011/2012 dipindahkan ke jenjang Sarjana (S1) program studi lain di lingkungan Fakultas Teknik.
Sumber daya manusia dan mahasiswa yang dimiliki Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sampai dengan bulan Agustus 2012 terdiri atas 498 orang Dosen PNS, dan 177 tenaga Administrasi PNS.

ARTI LAMBANG KOTA SERANG



1.      Bentuk dasar logo = perisai segi 6 (enam), melambangkan:
  • Awal berdirinya kota serang dibentuk oleh 6 (enam) kota kecamatan;Kasemen, Taktakan, Cipocok Jaya,Serang, Walantaka dan Curug.
  • 6 (enam) Rukun Iman :
  • Menunjukan komitmen pemerintahan kota Serang yang dalam menjalankan kepemerintahannya tidak akan lepas dari koridor agama.
  • Menunjukan kereligiusan masyarakat kotanya dan kehidupan bermasyarakat yang selalu berlandaskan pada agama. 
  • Menunjukan kereligiusan masyarakat kotanya dan kehidupan bermasyarakat yang selalu berlandaskan pada agama. 
  • Kegigihan dan ketahanan masyarakat Banten dalam memperjuangkan kemerdekaannya ada masa penjajahan. 
  • Kegigihan dan ketahanan masayarakat kota Serang dalam menghadapi semua tantangan di masa depan

2.      Penjelasan Gambar:


  • Bintang segi 5 (lima),melambangkan Rukun Islam dan asas Ketuhanan yang Maha Esa
  • Gapura (Kaibon). Kaibon merupakan ciri khas Banten yang sudah menjadi bagian dari sejarah Banten dan dengan sendirinya merupakan ciri khas dan bagian tak terpisahkan dari kota Serang juga.
  • Gapura/pintu gerbang, menegaskan posisi kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten yang merupakan pintu gerbang Provinsi Banten.
  • Gapura/pintu gerbang berarti pintu gerbang menuju kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat kota Serang di semua bidang.


Si Jati yang memiliki Filosofi

   Aku orang jawa jadi filosofinya dari pohon jawa (sunan kali jati/kayu jati ), sudah kita ketahui  bahwa pohon jati merupakan salah satu pohon yang menghasilkan kayu dengan kualitas terbaik dan mahal harganya. Pohon jati banyak di cari untuk dijadikan furniture maupun bagian rumah yang berbahan kayu.
    Filosofi Jati yang pertama adalah : Biji Keras menghasilkan Kayu yang kuat. Biji merupakan awal mula (dasar) tumbuhnya sebuah pohon jati. Makin bagus biji yang kita tanam makan bagus kualitas pohon jati yang akan kita dapatkan. Begitu juga dalam kehdupan, kita harus mempunyai dasar yang kuat terutama tentang agama. Minimal kita harus mempersiapkan hati dan keprcayaan agar tidak goyah, karena zaman sekarang banyak yang mengaku sebagai nabilah, tuhanlah, untuk itu kita harus memperkuat keimanan kita.
   Filosofi Jati ke-II : Pohon jati tumbuh di daerah kering dan tandus, namun mampu menghasilkan kualitas kayu yang luar biasa. Pohon jati mampu beradaptasi dengan buruknya lingkungan tempat tumbuhnya. Filosofi ini mengajarkan bahwa dimanapun kita berada dan apapun buruknya keadaan kita, selalu ada celah dan peluang yang terbuka.
    Sepanjang kita mau berusaha serta beradaptasi dan belajar dari lingkungan sekitar maka kita akan tetap mendaptkan hasil tertentu. Disamping itu, jangan jadikan lingkungan sekitar kita ataupun beratnya permasalahan sebagai alasan untuk kita tidak dapat berkembang, kita harus mampu untuk berdaya dan berusaha secara maksimal dan optimal, seberat apapun masalah yang ada dan seburuk apapun keadaan kita dan lingkungan sekitar kita. Makin keras keadaan ataupun permasalahan yang kita hadapi, kita harus semakin yakin bahwa jika kita mampu melaluinya kita akan menjadi semakin besar
    Filosofi Jati ke III: Secara alami pohon jati memiliki daur yang lama untuk menghasilkan kualitas kayu yang baik.  Oleh karena tidak ada pohon jati cangkokan atau dari hasil stek untuk meperpendek proses pembentukan kayu yang bagus. Filosofi ini mengajarkan bahwa seseorang menjadi tangguh diperlukan proses dan waktu yang lama, bukan "KARBITAN" atau di "KARBITKAN". Tidak ada yang langsung bisa besar dalam menjalankan kehidupan, kita harus bersabar dan tetap belajar dengan proses yang ada, Lamanya proses sendiri juga tergantung dari daya upaya kita dalam menjalani proses tersebut. Jangan pernah menyerah kalaupun prosesnya lama yang penting kita juga harus pintar untuk mengamati dan belajar dari proses tersebut.