Apasih yang menjadi persoalaan filsafat?
Berfilsafat
kadang-kadang dimulai apabila manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan
lemah terutama di dalam menghadapi kejadian-kejadian alam. Apaila seseorang
merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami
penderitaan ataun kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan
dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
Pada tahap awalnya
kekaguman, keheranan dan ketakjuban itu terarah pada gejala-gejala alam
misalnya gempa bumi, gerhana matahari, banjir, dan pelangi. Orang yang heran
berarti ada sesuatu yang tidak diketahuinya, atau dia menghadapi
persoalan. Problem inilah yang ingin dipecahkan oleh para filsuf sehingga
diperoleh jawaban. Dari mana jawaban diperoleh? Kalau jaman sekarang jawaban
lebih mudah diperoleh misalnya dari orang lain, membaca buku, atau mendengarkan
ceramah. Pada waktu itu yaitu awal dari munculnya filsafat, banyak orang yang
tidak mengetahui, maka untuk memperoleh jawaban dilakukan dengan mengadakan refleksi
(berpikir tentang pikirannya sendiri) yaitu bertanya pada dirinya sendiri,
dipikirkan sendiri dan dijawab sendiri. Dalam hal ini tidak semua problem itu
mesti problem filsafat. Ada problem sehari-hari, problem ilmiah, problem
filsafat dan problem agama. Problem filsafat berbeda dengan problem yang bukan
filsafat terutama yang menyangkut materi dan cakupannya.
A. Ciri-ciri Persoalan Filsafat
Pesoalan filsafat berbeda dengan persoalan
non-filsafat. Perbedaannya terletak pada materi dan ruang lingkupnya.
Ciri persoalan filsafat adalah;
1. Bersifat sangat umum
Artinya persoalan kefilsafatan tidak
bersangkutan dengan objek khusus tetapi berkaitan dengan ide-ide besar.
2. Tidak menyangkut fakta
Artinya lebih bersifat spekulatif.
Contohnya ilmuwan memikirkan peristiwa alam yang berupa hujan, tetapi dalam
filsafat akan memikirkan kekuatan atau tenaga apa yang dapat menimbulkan hujan
atau apakah tenaga atau kekuatan itu berwujud materi atau bukan materi.
Pemikiran inilah yang bersifat spekulatif.
3. Bersangkutan dengan nilai-nilai
Pertanyaan filsafat berkaitan dengan
hakikat nilai-nilai. Misalnya pertanyaan “Apakah Tuhan itu?”
4. Bersifat kritis
Artinya filasafat merupakan analisis secara
kritis terhadap konsep-konsep dan arti-arti yang biasanya diterima begitu saja
oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis. Salah satu tugas filsafat
adalah memeriksa dan menilai asumsi-asumsi tersebut.
5. Bersifat sinoptik
Artinya persoalan filsafat mencakup
struktur kenyataan secara keseluruhan.
6. Bersifat imflikatif
Artinya jika persoalan kefilsafatan sudah
di jawab maka akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan.
Jawabannya mengandung akibat lebih jauh yang menyentuh kepentingan-kepentingan
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar