Sabtu, 17 Desember 2016

Apasih yang menjadi persoalaan filsafat?

Apasih yang menjadi persoalaan filsafat?
Berfilsafat kadang-kadang dimulai apabila manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama di dalam menghadapi kejadian-kejadian alam. Apaila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan ataun kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat.
Pada tahap awalnya kekaguman, keheranan dan ketakjuban itu terarah pada gejala-gejala alam misalnya gempa bumi, gerhana matahari, banjir, dan pelangi. Orang yang heran berarti ada sesuatu yang tidak diketahuinya, atau dia menghadapi persoalan. Problem inilah yang ingin dipecahkan oleh para filsuf sehingga diperoleh jawaban. Dari mana jawaban diperoleh? Kalau jaman sekarang jawaban lebih mudah diperoleh misalnya dari orang lain, membaca buku, atau mendengarkan ceramah. Pada waktu itu yaitu awal dari munculnya filsafat, banyak orang yang tidak mengetahui, maka untuk memperoleh jawaban dilakukan dengan mengadakan refleksi (berpikir tentang pikirannya sendiri) yaitu bertanya pada dirinya sendiri, dipikirkan sendiri dan dijawab sendiri. Dalam hal ini tidak semua problem itu mesti problem filsafat. Ada problem sehari-hari, problem ilmiah, problem filsafat dan problem agama. Problem filsafat berbeda dengan problem yang bukan filsafat terutama yang menyangkut materi dan cakupannya.
A.      Ciri-ciri Persoalan Filsafat
Pesoalan filsafat berbeda dengan persoalan non-filsafat. Perbedaannya terletak pada materi dan ruang lingkupnya.

Ciri persoalan filsafat adalah;
1.        Bersifat sangat umum
Artinya persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek khusus tetapi berkaitan dengan ide-ide besar.
2.        Tidak menyangkut fakta
Artinya lebih bersifat spekulatif. Contohnya ilmuwan memikirkan peristiwa alam yang berupa hujan, tetapi dalam filsafat akan memikirkan kekuatan atau tenaga apa yang dapat menimbulkan hujan atau apakah tenaga atau kekuatan itu berwujud materi atau bukan materi. Pemikiran inilah yang bersifat spekulatif.
3.        Bersangkutan dengan nilai-nilai
Pertanyaan filsafat berkaitan dengan hakikat nilai-nilai. Misalnya pertanyaan “Apakah Tuhan itu?”
4.        Bersifat kritis
Artinya filasafat merupakan analisis secara kritis terhadap konsep-konsep dan arti-arti yang biasanya diterima begitu saja oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis. Salah satu tugas filsafat adalah memeriksa dan menilai asumsi-asumsi tersebut.
5.        Bersifat sinoptik
Artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan secara keseluruhan.
6.        Bersifat  imflikatif
Artinya jika persoalan kefilsafatan sudah di jawab maka akan  memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan. Jawabannya mengandung akibat lebih jauh yang menyentuh kepentingan-kepentingan manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar