Filsafat yang dikenal dengan kritisisme
adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel kant
·
Kritisisme adalah filsafat yang memulai
perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas
rasio (Khuza’i, 2007:25).
Perkembangan ilmu Immanuel Kant mencoba untuk menjebatani
pandangan Rasionalisme dan Empirisisme, teori dalam aliran filsafat Kritisisme
adalah sebuah teori pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan kedua macam
unsur dari filsafat Rasionalisme dan disini kekuatan kritis filsafat sangatlah
penting, karena ia bisa menghindari kemungkinan ilmu pengetahuan menjadi sebuah
dogma.
Filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidiki
batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh karena
itu, kritisisme sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang
mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari kritisisme adalah
gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan
ini muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada
pemikiran Immanuel Kant Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apakah
yang dapat kita ketahui?
2. Apakah
yang boleh kita lakukan?
3. Sampai
di manakah pengharapan kita?
4. Apakah
manusia itu?
Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam
tiga hal:
1. Menganggap
bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.
2. Menegaskan
keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat
sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
3. Menjelaskan
bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara
peranan unsur anaximanes apriori
yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsur
aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar