Minggu, 18 Desember 2016

Siswa sulit membaca?? Ini masalahnya.!!!


Sebagai calon guru siswa merupakan subyek utama yang terlibat dalam proses belajar. Karena keadaan sifat, maka dalam proses belajarnya terdapat beberapa hal keistimewaan. Ada siswa sd kelas 2 yang cepat  dalam belajar membaca, ada yang lambat, ada yang kreatif dan ada pula yang tergolong gagal (drop-out). 
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, sudah menjadi harapan setiap guru agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Banyak guru yang pada saat ini hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar tetapi tidak bisa menjadi seorang pendidik bagi siswa-siswanya. Oleh karenanya, banyak siswa yang menunjukan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru.
Guru merupakan  sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreativitas siswa dalam berbagai aspek. Seorang guru mempunyai kewajiban membentuk siswa mencapai kewaspadaannya masing-masing, hal ini merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki peringkat teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Letak pertisipasi aktif guru dalam pelayanan peserta didik tercermin dalam kegiatan proses pendidikan yang berlangsung selama kegiatan pendidikan itu terjadi.
Membaca permulaan bertitik tolak dari siswa duduk di kelas I, karena mereka baru pertama kali duduk di bangku Sekolah Dasar. Kemudian tugas mengajarkan membaca kepada siswa ada pada guru. Dalam membaca permulaan diperlukan berbagai pendekatan membaca secara tepat, seperti dengan menggunakan metode eja, metode kata lembaga, metode global, serta metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS).
Siswa yang sulit membaca sering memperlihatkan kebiasaan dan tingkah laku yang tidak wajar. Gejala-gejala gerakannya penuh ketegangan seperti: (1) Mengernyitkan kening; (2) Gelisah; (3) Irama suara meninggi; (4) Menggigit bibir; (5) Adanya perasaan tidak aman yang ditandai dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan guru.
Gejala-gejala tersebut muncul akibat dari kesulitan siswa dalam membaca. Indikator kesulitan siswa dalam membaca permulaan, antara lain:
(1) siswa tidak mengenali huruf
(2) siswa sulit membedakan huruf
(3) siswa kurang yakin dengan huruf yang dibacanya itu benar
(4) siswa tidak mengetahui makna kata atau kalimat yang dibacanya.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa identifikasi kesulitan siswa dalam membaca permulaan dapat terlihat dari gejala-gejala perilaku dan gerakan-gerakan dalam menghadapi teks bacaan. Oleh karena itu untuk mengidentifikasikan kesulitan siswa ini, perlu suatu upaya dari guru kelas agar gejala-gejala tersebut dapat segera teratasi.



1 komentar:

  1. MGM Springfield Casino to rebrand as MGM Springfield
    A 영천 출장안마 rendering of 성남 출장안마 a new resort in Springfield, 나주 출장마사지 Missouri. 사천 출장마사지 (WTNH) – The MGM Springfield Casino 고양 출장샵 & Hotel is rebranding as MGM Springfield on

    BalasHapus