Yang
menggelikan, sebagian kita termasuk saya begitu pandai berkelit:
·
Aslinya memang miskin, eh
malah mengaku sederhana!
·
Aslinya memang lamban, eh
malah mengaku sabar.
·
Aslinya memang pasrah, eh
malah mengaku ikhlas dan tawakkal!
·
Aslinya memang pemalas, eh
malah mengaku zuhud dan qana’ah!
·
Aslinya memang tidak
sungguh-sungguh melakukan, eh malah ngomong, “Inilah takdir.”
·
Aslinya memang tidak berniat
melakukan, eh malah ngomong, “Insya Allah.”
·
Padahal tidak sesempit itu
makna sederhana, sabar, ikhlas, tawakkal, zuhud, qana’ah, takdir, dan insya
Allah. Kalau cuma begitu, itu sama saja Anda menolak konsep ikhtiar dan konsep
rezeki. Mana boleh?
Lantas, manakah dalil-dalil yang menganjurkan
untuk kaya? Inilah beberapa pesan Nabi Muhammad:
·
“Allah SWT lebih menyukai
muslim yang kuat iman dan nafkahnya daripada muslim yang lemah.”
·
“Meninggalkan ahli warismu
dalam keadaan kaya, itu jauh lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam
keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia.”
·
“Sebaik-baiknya harta adalah
harta yang dimiliki orang yang saleh.”
·
“Kekayaan tidak membawa
mudharat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT.”
·
“Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari kekafiran, kefakiran, dan azab kubur.” Sering kali Nabi
memanjatkan doa seperti ini.
Yap, Nabi itu kaya. Hanya saja, ia sederhana.
Jelas, miskin itu beda dengan sederhana. Lantas, bagaimana dengan kita? Kalau
sekarang kita terlanjur miskin, yah nggak apa-apa. Tapi, kita harus punya dream
dan action untuk kaya. betuuuuuul ?
heheheheee
heheheheee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar