Sabtu, 17 Desember 2016

Metodologi mempelajari filsafat

Metodologi mempelajari filsafat terbagi menjadi 3 bagian besar yakni ontologi, epistimologi dan aksiologi. Metodologi ini juga menjadi landasan terbentuknya kerangka dasar ideologi, apakah ketiga hal ini harus secara sempurna menjadi syarat mutlak kerangka dasar filsafat? Bagaimana jika hanya salah satunya saja yang ada? Atau mungkin hanya dua yang ada?. Untuk itu mari kita lihat pembahasan singkat ketiga konsep di atas.
1.       Ontologi
Ontologi adalah cabang metafisika yang membicarakan watak realitas tertinggi atau wujud. (Maulana dkk, 2011). Ontologi sebenarnya berbicara terkait “hakikat” dari suatu wujud, untuk itu pertanyaan yang identik dengan ontologi adalah “apa?”. Apa hakikat dari sesuatu yang merujuk pada wujud esensial dari segala sesuatu? Apakah hakikat yang dikaji? (Suriasumantri, 2001). Jika konsep ontologi tidak ada maka dengan sendirinya wujud juga tidak ada, jika wujud tidak ada maka bagaimanakah kita membahas segala sesuatu yang tidak memiliki wujud? Bagaimana caranya membahas segala sesuatu yang tidak memiliki hakikat? Orang pasti kebingungan untuk membahas sesuatu yang tidak punya realitas. Dengan pentingnya konsep ontologi maka menjadi syarat mutlak kerangka dasar filsafat.  Istilah hakikat wujud berarti wujud sebagai hakikat sebelum dibagi menjadi subjektif (konsep, ide) dan objektif (realitas). “hakikat wujud” mengacu pada arti awal keberadaan secara mutlak dan umum, sehingga kontradiktif dari al-wujud (keberadaan/eksistensi) adalah al-adam (ketiadaan).
2.       Epistimologi
Epistimologi sebenarnya adalah teori pengetahuan yang disimbolkan dalam kalimat tanya “Bagaimana?”. Epistimologi dapat dikatakan sebagai sambungan dari ontologi yakni bagaimana mempelajari hakikat dalam konsep ontologis? Bagaimana memperoleh pengetahuan yang benar? Bagaimana pengetahuan menjelaskan pengetahuan? Bagaimana pengetahuan memunculkan pengetahuan baru? Sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin ditangkap manusia?. Dengan demikian konsep epistimologi membahas juga tentang alat memperoleh pengetahuan misalnya indera (mata, telinga, hidung, lidah, kulit), rasio (akal/logika), hati secara intuitif, alam/objek, serta teks skriptualis, bahkan mungkin juga ada alat/sumber pengetahuan yang lain sehingga tentu ada pengkajian lanjutan terkait Konsep epistimologi senantiasa menggunakan metode ilimiah dan struktur pengetahuan ilimiah sehingga kita dapat membedakan jelas antara pengetahuan dan ilmu. Apakah itu pengetahuan dan bagaimana perbedaannya dengan ilmu?.
3.       Aksiologi
Aksiologi adalah penyelidikan terhadap nilai/martabat dan tindakan manusia (Cabang dari filsafat) sedangkan aksiolog adalah pakar/ahli aksiologi. (Maulana dkk, 2011). Aksiologi merupakan konsep yang mengatur tentang nilai-nilai (value’s) atau manfaat dari ilmu/filsafat yang diidentikan dengan kalimat interogasi “apa manfaatnya? Atau apa nilai-nilai yang terkandung?”. Dengan demikian maka ada hubungan dengan teori kebenaran pragmatik bahwa ilmu dapat benar ketika memiliki manfaat bagi pengguna ilmu atau masyarakat secara umum dimana pun, kapan pun dan dalam keadaan yang bagaimana pun.
Demikian sedikit Metodologi mempelajari filsafat yang saya ketahui baik melalui referensi kepustakaan maupun referensi lainnya. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar