Rabu, 28 Desember 2016

Filosofi Payung

BELAJAR DARI PAYUNG..!!! (Sebuah kajian filosofis dari payung yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan)
Segala hal dalam hidup ini diciptakan Tuhan dengan muatan filosofis. Hal tersebut dimaksudkan membuat manusia sebagai makhluk yang berakal untuk mengkaji sesuatu bukan hanya melalui indra penglihatan melainkan juga dari pikiran. Interpretasi dari hasil pengamatan dan pemikiran terhadap sesuatu tersebut akhirnya bermuara pada meningkatnya keimanan manusia terhadap Tuhannya. Tidak terkecuali payung. Payung adalah sebuah alat yang melindungi tubuh kita dari guyuran air hujan. Kenapa payung.? Bukankah payung buatan manusia? Memang benar, payung memang diciptakan oleh manusia, namun bukankah sebab dan akibat munculnya alat yang disebut payung adalah hasil dari ciptaan Tuhan. Mineral untuk membuat payung berasal dari.?? (Tuhan). Hujan diciptakan oleh?? (Tuhan).
Dalam artikel ini tidak akan membahas panjang lebar mengenai seluk beluk terjadinya payung, namun sesuai judul di atas kami akan membahas segi filosofis dari bentuk payung yang akan dikaitkan dengan kekhasan sebuah ilmu pengetahuan. Dari segi rangka, bentuk payung memiliki sebuah gagang (tiang) ditengah yang ukurannya lebih besar. Kemudian terdapat beberapa gagang penyangga kecil – kecil yang berada di atasnya serta terdpat kain yang menyelubungi payung. Berdasarkan hal tersebut dapat kita kaji muatan filosofi dari bentuk rangka payung.
1. Gagang (tiang) Besar
Gagang besar merupakan analogi sifat istimewa dari sebuah ilmu pengetahuan yang merupakan bagian eksplisit awal mula kenapa gagang besar tersebut bisa disebut payung pada akhirnya, maksudnya adalah setiap sesuatu yang disebut ilmu pengetahuan harus memiliki sebuah kekhasan atau keistimewaan yang berbeda dari ilmu yang lain. Contohnya adalah suatu ilmu pengetahuan disebut biologi karena didalamnya terdapat ilmu yang mempelajari segala hal mengenai makhluk hidup maka dari itu disebut “biologi” (bios = makhluk hidup, logos = ilmu). Contoh lain adalah fisika, suatu ilmu disebut fisika karena didalamnya terdapat ilmu yang mempelajari gejala – gejala ilmiah yang ada di masyarakat. Contoh selanjutnya adalah akutansi, suatu ilmu dikatakan akutansi karena didalamnya terdapat ilmu khas yang mempelajari tentang seluk beluk akutansi. Dari beberapa contoh tersebut, akan timbul sebuah pertanyaan, kenapa kekhasan atau keistimewaan dalam ilmu pengetahuan begitu penting?? Karena dengan adanya kekhasan atau keistimewaan ilmu pengetahuan akan membuat status keilmuan kita lebih kuat, lebih dalam dan lebih spesifik, itulah kenapa dalam dunia kerja, kita mengenal kata “profesional”. Semua contoh yang kami paparkan merupakan beberapa contoh kecil betapa pentingnya sebuah kekhasan atau keistimewaan sebuah ilmu pengetahuan sebagai tonggak dan pegangan dalam mempelajari sebuah ilmu pengetahuan. Payung akan selalu disebut payung bila memiliki gagang (tiang) yang berada di tengah sebagai penopang dan pegangan bagi si pemilik payung.
  
               2. Gagang (tiang) Kecil
Muatan filosofis selanjutnya adalah pada gagang kecil yang menopang gagang besar yang menjadi tonggak berdirinya payung. Gagang kecil ini berfungsi mengepakkan bagian atas payung yang kemudian dapat memperlihatkan fungsi payung sebagaimana mestinya. Makna gagang kecil ini secara filosofis dari sebuah keilmuan adalah sebagai ilmu pendukung atau bisa juga sebagai spesifikasi ilmu yang lebih dalam dari induk ilmu (cabang ilmu). Kembali mengambil contoh biologi, ilmu biologi (dianalogikan sebagai gagang besar dalam payung) tidak dapat menjalankan fungsinya secara maksimal sebagai sebuah ilmu tanpa adanya cabang ilmu (dianalogikan sebagai gagang kecil dalam payung

3. Kain Penutup Payung
Terakhir adalah kajian filosofis dari kain penutup rangka payung yang kami analogikan sebagai regulasi atau peraturan. Tanpa kain penutup yang menutupi rangka bagian atas payung, payung tidak akan berguna. Pemilik payung tetap saja akan kebasahan oleh air hujan. Sejalan dengan ilmu pengetahuan tanpa regulasi, ilmu pengetahuan tidak akan berfungsi dengan baik. Regulasi dimaksudkan untuk melindungi atau mengekslusifkan ilmu pengetahuan agar nantinya aplikasi ilmu tersebut benar – benar dipegang oleh ahlinya dalam dunia pekerjaan. Misalnya Psikologi, Psikologi jelas memiliki kekhasan / keistimewaan ilmu (gagang besar dalam payung) dan ilmu pendukung (gagang kecil dalam payung) serta memiliki regulasi (kain penutup dalam payung) yang jelas dalam hal keprofesiannya, sehingga tidak sembarang orang bisa menjadi psikolog.
Sehingga pada akhirnya ketiga aspek dalam payung tersebut dapat memberi kita sebuah pelajaran bahwa sebuah ilmu pengetahuan harusnya memiliki ilmu khas yang dapat membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lainnya, ilmu pendukung yang memberi dukungan ilmu dengan porsi yang tepat, dan regulasi yang jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar