BELAJAR DARI
PAYUNG..!!! (Sebuah kajian filosofis dari payung yang dikaitkan dengan ilmu
pengetahuan)
Segala hal dalam hidup ini diciptakan Tuhan dengan muatan
filosofis. Hal tersebut dimaksudkan membuat manusia sebagai makhluk yang
berakal untuk mengkaji sesuatu bukan hanya melalui indra penglihatan melainkan
juga dari pikiran. Interpretasi dari hasil pengamatan dan pemikiran terhadap
sesuatu tersebut akhirnya bermuara pada meningkatnya keimanan manusia terhadap
Tuhannya. Tidak terkecuali payung. Payung adalah sebuah alat yang melindungi
tubuh kita dari guyuran air hujan. Kenapa payung.? Bukankah payung buatan
manusia? Memang benar, payung memang diciptakan oleh manusia, namun bukankah
sebab dan akibat munculnya alat yang disebut payung adalah hasil dari ciptaan
Tuhan. Mineral untuk membuat payung berasal dari.?? (Tuhan). Hujan diciptakan
oleh?? (Tuhan).
Dalam artikel ini tidak akan membahas panjang lebar
mengenai seluk beluk terjadinya payung, namun sesuai judul di atas kami akan
membahas segi filosofis dari bentuk payung yang akan dikaitkan dengan kekhasan
sebuah ilmu pengetahuan. Dari segi rangka, bentuk payung memiliki sebuah gagang
(tiang) ditengah yang ukurannya lebih besar. Kemudian terdapat beberapa gagang
penyangga kecil – kecil yang berada di atasnya serta terdpat kain yang
menyelubungi payung. Berdasarkan hal tersebut dapat kita kaji muatan filosofi
dari bentuk rangka payung.
1. Gagang (tiang) Besar
Gagang besar merupakan analogi sifat istimewa dari sebuah ilmu
pengetahuan yang merupakan bagian eksplisit awal mula kenapa gagang besar
tersebut bisa disebut payung pada akhirnya, maksudnya adalah setiap sesuatu
yang disebut ilmu pengetahuan harus memiliki sebuah kekhasan atau keistimewaan
yang berbeda dari ilmu yang lain. Contohnya adalah suatu ilmu pengetahuan
disebut biologi karena didalamnya terdapat ilmu yang mempelajari segala hal
mengenai makhluk hidup maka dari itu disebut “biologi” (bios =
makhluk hidup, logos = ilmu). Contoh lain adalah fisika, suatu
ilmu disebut fisika karena didalamnya terdapat ilmu yang mempelajari gejala –
gejala ilmiah yang ada di masyarakat. Contoh selanjutnya adalah akutansi, suatu
ilmu dikatakan akutansi karena didalamnya terdapat ilmu khas yang mempelajari
tentang seluk beluk akutansi. Dari beberapa contoh tersebut, akan timbul sebuah
pertanyaan, kenapa kekhasan atau keistimewaan dalam ilmu pengetahuan begitu penting??
Karena dengan adanya kekhasan atau keistimewaan ilmu pengetahuan akan membuat
status keilmuan kita lebih kuat, lebih dalam dan lebih spesifik, itulah kenapa
dalam dunia kerja, kita mengenal kata “profesional”. Semua contoh yang kami
paparkan merupakan beberapa contoh kecil betapa pentingnya sebuah kekhasan atau
keistimewaan sebuah ilmu pengetahuan sebagai tonggak dan pegangan dalam
mempelajari sebuah ilmu pengetahuan. Payung akan selalu disebut payung bila
memiliki gagang (tiang) yang berada di tengah sebagai penopang dan pegangan
bagi si pemilik payung.
2. Gagang (tiang) Kecil
Muatan filosofis selanjutnya adalah pada gagang kecil yang
menopang gagang besar yang menjadi tonggak berdirinya payung. Gagang kecil ini
berfungsi mengepakkan bagian atas payung yang kemudian dapat memperlihatkan
fungsi payung sebagaimana mestinya. Makna gagang kecil ini secara filosofis
dari sebuah keilmuan adalah sebagai ilmu pendukung atau bisa juga sebagai
spesifikasi ilmu yang lebih dalam dari induk ilmu (cabang ilmu). Kembali
mengambil contoh biologi, ilmu biologi (dianalogikan sebagai gagang besar dalam
payung) tidak dapat menjalankan fungsinya secara maksimal sebagai sebuah ilmu
tanpa adanya cabang ilmu (dianalogikan sebagai gagang kecil dalam payung
3. Kain Penutup Payung
Terakhir adalah kajian filosofis dari kain penutup rangka payung
yang kami analogikan sebagai regulasi atau peraturan. Tanpa kain penutup yang
menutupi rangka bagian atas payung, payung tidak akan berguna. Pemilik payung
tetap saja akan kebasahan oleh air hujan. Sejalan dengan ilmu pengetahuan tanpa
regulasi, ilmu pengetahuan tidak akan berfungsi dengan baik. Regulasi
dimaksudkan untuk melindungi atau mengekslusifkan ilmu pengetahuan agar
nantinya aplikasi ilmu tersebut benar – benar dipegang oleh ahlinya dalam dunia
pekerjaan. Misalnya Psikologi, Psikologi jelas memiliki kekhasan / keistimewaan
ilmu (gagang besar dalam payung) dan ilmu pendukung (gagang kecil dalam payung)
serta memiliki regulasi (kain penutup dalam payung) yang jelas dalam hal keprofesiannya,
sehingga tidak sembarang orang bisa menjadi psikolog.
Sehingga pada akhirnya ketiga aspek dalam payung tersebut dapat
memberi kita sebuah pelajaran bahwa sebuah ilmu pengetahuan harusnya memiliki
ilmu khas yang dapat membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lainnya, ilmu
pendukung yang memberi dukungan ilmu dengan porsi yang tepat, dan regulasi yang
jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar