Sabtu, 17 Desember 2016

Karakteristik Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (SD)


                Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perbahan dalam pengelolaan pemahaman (Wingkel).
Cara Anak Belajar
                Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan konkret. Pada rentan usia tersebut , anak mulai menunjukan perilaku berlajar sebagai berikut. (1) mulai memandang dunia secaara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur  secara serentak. (2) mulai berpikir secara rasional. (3) mempergunakan cara berpikir oprasional untuk mengklarifikasikan benda-benda (4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. (5) memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
                Memperhatikan tahapan perkembangan berfikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga cara yaitu sebagai berikut.
1.       Konkret
                Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2.       Integrative
Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang di pelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-memilih konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif, yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3.       Hierarkis
                Pada tahapan ini usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
                Adapun karakteristik pembelajaran yang perlu dilakukan tehadap anak-anak tersebut dengan menggunakan hal berikut.
a.        Belajar dan Pembelajaran Bermakna
                Belajar pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepribadian. Belajar bermakna merupakan suatu proses di kaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
b.       Pembelajaran Tematik
                Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaransehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok, yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
                Dalam kegiatan pembelajaran guna memenuhi karakteristik belajar anak usia sekolah dasar (SD), di perlukan motivasi dari guru. Berikut ini delapan belas (18) kiat atau cara yang dapatdapat digunakan oleh gur untuk meningkatkan motivasi belajar.
1)       Gunakan metode dan kegitan yang bervarisasi
2)       Jadikan siswa peserta aktiv
3)       Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
4)       Ciptakan suasana kelas yang kondusif
5)       Berikan tugas secara proporsional
6)       Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil
7)       Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
8)       Hindari kompetisi antarpribadi
9)       Berikan masukan
10)   Hargai kesuksesan dan keteladanan
11)   Antusias dalam mengajar
12)   Tentukan standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh siswa
13)   Pemberian penghargaan untuk memotivasi
14)   Ciptaka aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15)   Kenali minat siswa-siswa
16)   Peduli dengan siswa-siswa
17)    Hindari penggunaan ancaman
18)   Hindari komentar buruk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar