Belajar
adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perbahan dalam pengelolaan
pemahaman (Wingkel).
Cara
Anak Belajar
Piaget
(1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterprestasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan
kognitif). Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan konkret. Pada rentan
usia tersebut , anak mulai menunjukan perilaku berlajar sebagai berikut. (1)
mulai memandang dunia secaara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke
aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak. (2) mulai berpikir secara
rasional. (3) mempergunakan cara berpikir oprasional untuk mengklarifikasikan
benda-benda (4) membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,
prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat. (5) memahami
konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan
tahapan perkembangan berfikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah
dasar memiliki tiga cara yaitu sebagai berikut.
1. Konkret
Konkret
mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret, yakni yang
dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik
penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Integrative
Pada tahap usia sekolah dasar, anak memandang sesuatu yang
di pelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-memilih konsep
dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang
deduktif, yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
3. Hierarkis
Pada
tahapan ini usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap
mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Adapun karakteristik
pembelajaran yang perlu dilakukan tehadap anak-anak tersebut dengan menggunakan
hal berikut.
a.
Belajar dan
Pembelajaran Bermakna
Belajar
pada hakikatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepribadian. Belajar bermakna merupakan suatu
proses di kaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang.
b. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaransehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok, yang menjadi pokok
pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).
Dalam kegiatan pembelajaran guna
memenuhi karakteristik belajar anak usia sekolah dasar (SD), di perlukan
motivasi dari guru. Berikut ini delapan belas (18) kiat atau cara yang
dapatdapat digunakan oleh gur untuk meningkatkan motivasi belajar.
1) Gunakan metode dan kegitan yang bervarisasi
2) Jadikan siswa peserta aktiv
3) Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
4) Ciptakan suasana kelas yang kondusif
5) Berikan tugas secara proporsional
6) Libatkan diri untuk membantu siswa mencapai hasil
7) Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
8) Hindari kompetisi antarpribadi
9) Berikan masukan
10) Hargai kesuksesan dan keteladanan
11) Antusias dalam mengajar
12) Tentukan standar yang tinggi (namun realistis) bagi seluruh
siswa
13) Pemberian penghargaan untuk memotivasi
14) Ciptaka aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
15) Kenali minat siswa-siswa
16) Peduli dengan siswa-siswa
17) Hindari penggunaan
ancaman
18) Hindari komentar buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar